BAB IX IlMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI dan KEMISKINAN
BAB IX
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan
lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari sebagai proses pemikiran dan
analisis yang rasional,sistimatik, logik dan konsisten. sementara teknologi
dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah,
kepercayaannya kini sudah mendalam. Ini merupakan sikap yang wajar asalkan
tetap dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab teknologi selain
mempermudah kehidupan manusia juga mempunyai dampak sosial yang lebih penting
artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.
Ilmu pengetahuan,
teknologi dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan
dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdepedensi
dan ramifikasi (percabangannya) dan membuatnya operasional dalam rangka social
engineering-nya.
I. Ilmu
Pengetahuan
Ada kesamaan
pendapat di kalangan ilmuwan, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan
secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.
Adapun pandangan
teori menurut para ahli sebagai berikut :
Aristoteles :
Pengetahuan merupakan sesuatu yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi;
Decartes : Ilmu
pengetahuan merupakan serba budi;
Bacon dan David
Home : Ilmu pengetahuan merupakan pengalaman indera dan batin;
Immanuel Kent: :
Pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman;
Phyroo :
Mengatakan tidak ada kepastian dalam
pengetahuan.
Begitu banyaknya
teori serta pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran menyebabkan suatu
definisi ilmu pengetahuan mengalami kesulitan, walaupun dikalangan ilmuwan
sudah ada kesamaan pendapat, namun masih terperangkap dalam tautologis
(pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan Pleonasme atau mubazir saja.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam
penelitian, meliputi :
a. Objek
Material : Suatu bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh.
b. Objek
Formal : Sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat
perhatian.
Untuk mencapai
suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat
ilmiah yaitu:
1. Tidak ada
perasaan yang bersifat pamrih supaya dapat mencapai pengetahuan ilmiah yang
objektif.
2. Selektif
3. Kepercayaan
yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera
dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4. Merasa pasti
bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian,
namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
II. Teknologi
Teknologi
merupakan suatu seni (state of art) yang berhubungan dengan
proses produksi dan hal-hal yang berkaitan dengan realisasi tujuan produksi.
Adapun fenomena
teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri
sebagai berikut:
1.
Rasionalitas : Tindakan spontan dengan teknik yang diubah menjadi sesuatu
direncanakan dengan perhitungan rasional.
2.
Artifisialitas : Selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3.
Otomatisme : dilaksanakan serba otomatis baik dalam hal metode, organisasi dan
rumusan.
4. Teknis
berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme :
penyatuan semua teknik yang saling berinteraksi dan bergantung.
6.
Universalisme : Teknik melampaui batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
7. Otonomi :
teknik berkembang menurut prinsip sendiri.
III. Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Nilai
Ilmu pengetahuan
dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini besar
perhatiannya yang dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang
pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu pengetahuan
pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang
disusunnya yaitu:
1.
Ontologis : apa hakikat yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang
lingkup wujud objek penelaahnya.
2.
Epistemologis : cara bagaimana materi diperoleh dan disusun menjadi tubuh
pengetahuan.
3.
Aksiologis : Asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu
pengetahuan.
Kaitan ilmu dan
teknologi dengan nilai moral, berasal dari ekses penerapan ilmu dan teknologi
sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan:
- Golongan yang menyatakan
ilmu dan teknologi bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis
maupun aksiologis, soal penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu
sendiri, apakah akan digunakan untuk tujuan baik atau buruk.
- Golongan yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi bersifat netral dalam batas-batas
metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus
berlandaskan pada asas-asa moral atau nilai-nilai.
IV.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah sesuatu yang
menunjukkan kurangnya pendapatan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Prof.
Sayogya (1969), garis kemiskinan dinyatakan dalam rp/tahun, ekuivalen
dengan nilai tukar beras (kg/orang/tahun yaitu untuk desa 320 kg/orang/tahun
dan 480 kg/orang/tahun). Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup di
bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak
memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, dan keterampilan.
b. Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
c. Tingkat
pendidikan yang rendah akibat kurangnya perekonomian.
d.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas (self employed), berusaha apa
saja;
e. Banyak
yang hidup di kota berusia muda dengan keterampilan yang kurang.
Adapun teori
Fungsionalis dari Statifikasi (tokohnya Davis), kemiskinan memiliki
sejumlah fungsi yaitu:
1. Fungsi
Ekonomi
Penyediaan tenaga
untuk pekerjaan tertentu menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru
dan memanfaatkan barang bekas (masyarakat pemulung).
2. Fungsi
Sosial
Menimbulkan altruisme
(kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya,
sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
3. Fungsi
Kultural
Sumber inspirasi
kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya
saling mengayomi antar sesama manusia..
4. Fungsi
Politik
Berfungsi sebagai
kelompok gelisan atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok
lain.
Walaupun
kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti menyetujui lembaga tersebut. Tetapi
karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.
Sumber :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd
http://rnpr.blogspot.com/2012/10/ilmu-sosial-dasar-bab-7-ilmu.html
http://ulfalfianita.blogspot.com/2012/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
ulfalfianita.blogspot.com/2012/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
Komentar
Posting Komentar