EKOLOGI ARSITEKTUR
EKOLOGI ARSITEKTUR
Ekologi berasal dari kataYunani oikos ("habitat")
dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1814-1914).
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai
pengaruh besar terhadap cabang biologinya. Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi
tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu
faktor abiotik dan biotik. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
EKOLOGI DALAM ARSITEKTUR
Ekologi erat kaitannya dalam bidang arsitektur dimana suatu design dalam
perancangan arsitektur harus memahami berbagai aspek menyangkut lingkungan
sehingga terciptalah bangunan yang nyaman, aman, dan indah bagi pemilik sehingga
terjadi keselarasan antara bangunan dengan alam sekitar.
Adapun Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan :
ü
Sebagai panutan
masyarakat mengenai pentingnya studi lingkungan sebelum mendirikan bangunan.
ü
Memberikan arahan
bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar.
ü
Memberikan contoh
perletakan tapak bangunan tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap
lingkungan.
ü
Mengikutsertakan
masyarakat dalam proses pembangunan, sebagai pembelajaran serta peningkatan
ekonomi local.
ü
Memberikan
contoh pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi.
ü
Memberikan
kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber material lokal, dan mengajak masyrakat untuk dapat memahami cara merawat,
menggunakan serta mamanfaatkan sumber material lokal.
Adapun Prinsip-prinsip ekologi tersebut antara lain:
a) Flutuation
Prinsip
fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan sebagai tempat
membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan seharusnya mencerminkan
hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih dari pada itu membiarkan
suatu proses dianggap sebagai proses dan bukan sebagai penyajian dari proses,
lebihnya lagi akan berhasil dalam menghubungkan orang-orang dengan kenyataan
pada lokasi tersebut.
b) Stratification
Prinsip
stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya muncul keluar dari
interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat. Semacam organisasi yang
membiarkan kompleksitas untuk diatur secara terpadu.
c) Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan
bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal balik.
Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan
dari bagian bangunan, saling ketergantungan antara bangunan dan
bagian-bagiannya berkelanjutan sepanjang umur bangunan.
Ekologi arsitektur mengutamakan arsitektur yang berkualitas tinggi meskipun kualitas di bidang
arsitektur sulit diukur dan ditentukan, tak ada garis batas yang jelas antara arsitektur yang bermutu tinggi
dan arsitektur yang biasa saja. Fenomena yang ada adalah kualitas arsitektur
yang hanya memperhatikan bentuk dan konstruksi gedung dan cenderung kurang
memperhatikan kualitas hidup dan keinginan pemakainya, padahal mereka adalah
tokoh utama yang jelas.
Pada perkembangannya ekologi arsitektur disebut juga dengan istilah green architecture (arsitektur hijau) mengingat subyek arsitektur dan
konteks lingkungannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari hasil
arsitektur dan lingkungannya. Dalam perspektif lebih luas, lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan global alami yang meliputi unsur bumi, udara, air,
dan energi yang perlu dilestarikan. Ekologi arsitektur atau arsitektur hijau ini dapat disebut juga sebagai
arsitektur hemat energi yaitu salah satu tipologi arsitektur yang ber-orientasi
pada konservasi lingkungan global alami.
Adapun contoh bangunan hemat energy, adalah :
ü Solar Dezhou China, Kota Dezhou dengan perusahaan China Solar Lembah host
beberapa industri yang inovatif membuat komponen untuk masa depan surya kita.
Tapi produk surya mereka tidak hanya diproduksi di sini, mereka juga diterapkan
di seluruh kota Dezhou. Seorang pengunjung pertama kali
Dezhou akan terkesan oleh jumlah besar kolektor surya terlihat pada atap. Dan
satu akan lebih terkesan melihat bahwa jalur umum di dekat pusat kota danau
menarik dan mengesankan kota diterangi oleh penerangan umum surya, menyimpan
energi siang hari selama waktu malam pencahayaan dan menghilangkan stres dari
grid listrik.
SUMBER
https://arighudul.wordpress.com/2014/02/01/arsitektur-dan-lingkungan-ekologi-arsitektur-dan-bangunan-hemat-energi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.co.id/2012/10/ekologi-arsitektur.html
Komentar
Posting Komentar